Selasa, 07 Juni 2016

Meriam dan Ranjau Laut di Pantai Lemo-Lemo

Mulanya, kedua meriam dan satu buah ranjau laut di letakkan di Masjid dekat Pantai Lemo-lemo, namun karena masyarakat khawatir, maka di pindahkan ke pekarangan rumah tetua kampung, begitulah ucap pak RT yang biasa di sapa Pung Idris.

Meriam dan Ranjau laut yang masih tersisa melawan karat
Meriam yang memiliki panjang kira-kira 1,5 meter ini sudah karatan karena diterpa hujan dan panas matahari, warnanya sudah hitam karatan dan kasar, sebagian tubuhnya mengelupas karena cuaca dan air hujan memenuhi setengah moncongnya. 

di samping meriam juga terdapat sebuah bola besi yang diameternya kita-kira setengah meter dengan tonjolan besi keluar yang menyerupai babi laut dengan bulu hitamnya, namun bola besi yang kemungkinan merupakan ranjau laut yang biasa digunakan untuk menghalau kapal selam ini disetiap jengkal tubuhnya keropos bahkan berlubang. isi tubuhnya dapat kita lihat dengan kasat mata dan sama dengan sang meriam di dekatnya, air hujan memenuhi tubuhnya.

Kedua benda yang di letakan berdampingan ini dulunya terletak di Benteng Lemo-lemo, namun atas inisiatif warga maka di pindahkan ke masjid yang kemudian di pindahkan ke Halaman rumah penduduk. menurut Pak RT, meriam dulunya ada dua buah dan satu ranjau laut, satu di antara meriam itu terbuat dari bahan kuningan dan pada tahun 80-90 an dipindahkan ke salah satu rumah warga yang ada di Tanah Beru yang jaraknya sekitar 10 km dari pantai Lemo-lemo, namun saat di tanya siapa pemilik rumah tempat penyimpanan meriam itu Ia tidak menjawab tidak tahu.

Pantai lemo-lemo yang menyimpang pesona hamparan pasir putih, hutan yang alami, dan kaya akan jejak sejarah ini merupakan aset Bangsa yang bukan hanya tanggung jawab pemenrintah saja, namun tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.

Topada Salamaki.

Bulukumba, 07 Juni 2016

0 komentar:

Posting Komentar